LEGENDA DESA BANGODUA
Arak-arakan Unjungan Buyut Lemah Duwur
Tegal Girang Bangodua 2016
Tegal Girang Bangodua 2016
Konon dahulu kala ada kakak beradik yang bernama Surawana dan Surabima yang berasal dari tanah Mataram ingin belajar ilmu agama pada Sunan Jatipurba.
Sunan Jatipurba menyambut kedatangan mereka dan menerima mereka sebagai murid tapi sebagai ujian mereka harus menangkap seekor Banteng yang sedang mengamuk di daerah Wana Gemuruh.
Lalu Surawana dan Surabima pun berangkat ke Wana Gemuruh dengan mengendarai dua ekor Bangau yang sebelumnya mengantar mereka ke Cirebon.
Mereka pergi ke arah barat dan sampailah diwilayah Wana Gemuruh, akhirnya mereka turun dan bertanya pada masyarakat setempat dimanakah Banteng yang mengamuk tersebut tapi tidak ada satupun yang menjawab, akhirnya masyarakat disana dikutuk menjadi para siluman yang terkumpul dalam 7 pohon Siwalan dan dibuang ke Tukdana dan sebagian besar ke hutan Sinang.
Lalu Surawana dan Surabima pun berangkat ke Wana Gemuruh dengan mengendarai dua ekor Bangau yang sebelumnya mengantar mereka ke Cirebon.
Mereka pergi ke arah barat dan sampailah diwilayah Wana Gemuruh, akhirnya mereka turun dan bertanya pada masyarakat setempat dimanakah Banteng yang mengamuk tersebut tapi tidak ada satupun yang menjawab, akhirnya masyarakat disana dikutuk menjadi para siluman yang terkumpul dalam 7 pohon Siwalan dan dibuang ke Tukdana dan sebagian besar ke hutan Sinang.
Di desa Bangodua yang sekarang menjadi nama kecamatan Bangodua terdapat makam
buyut surawa dan buyut surabima